Pendekatan Mistis dan Sufistik Dalam Studi Islam
Pengertian Epistimologi Mistis
Secara pengetahuan, mistik merupakan objek yang abstrak, supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka dan Jin yang berupa objek-objek supranatural seperti ilmu pelet, santet,dsb. Pengetahuan ini tidak diperoleh melalui indera tetapi melalui rasa.
Contoh:
1. Mukasyafah Ilmu mukasyafah biasa disebut ilmu kebathinan yaitu ilmu yang menggunakan hati, rasa dan pikiran.
2. Ilmu laduni
Ilmu laduni adalah ilmu bathiniyah yang bukan merupakan hasil pemikiran, yang diterima langsung melalui ilham, iluminasi, atau inspirasi dari sisi Tuhan.
3. Sihir
Sihir adalah suatu perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada syaitan dengan bantuannya. Sihir biasanya digunakan orang untuk menjaili atau menyakiti orang lain. Ilmu sihir ini di peroleh manusia dengan bantuan setan.
4. Ilmu kebal
Ilmu kebal bukan lah termasuk ilmu yang berasal dari Allah. Karena pada hakikatnya dalam Al-Qur’an tidak ada istilah ilmu kebal. Hanya saja dalam islam kita hanya dapat berdo’a dan meminta kepada Allah untuk di berikan keselamatan itu baru bisa.
5. Santet dan pelet Defenisi pelet adalah menarik perhatian atau menginginkan sesuatu dengan cara memanfaatkan sumber daya yang kita miliki. Jadi dengan definisi pelet tersebut maka pelet bisa berkonotasi positif yaitu menarik perhatian atau menginginkan sesuatu dengan memanfaatkan kualitas dan kelebihan diri kita.
Pengertian Epistimologi Sufistik
Tafsir sufistik adalah metode penafsiran yang menekankan pada aspek etika, ruhaniyah dan memberikan motivasi terhadap sikap zuhud, serta mengajarkan cara hidup yang sarat dengan orientasi kehidupan ukhrawi yang lebih banyak daripada kehidupan duniawi
Jenis tafsir sufistik:
1. Al- Tafsir al Sufi al-isyari
adalah tafsir yang berpegang teguh pada landasan teoritis dan menggunakan metode simbolis yang tidak berhenti pada aspek kebahasaan saja.
2. Al- Tafsir al-Sufi al-isyari
adalah usaha meta'wil ayat-ayat Al-quran berbeda dari makna lahirnya menurut isyarat-isyarat rahasia yang ditangkap oleh para pelaku suluk atau ahli ilmu makrifah, dan maknanya dapat disesuaikan dengan kehenda mana lahir dari ayat Al-quran.
Landasan Epistemologi Irfani dalam Kajian Tafsir Sufistik
Kedua aspek ini merupakan konsep yang dipergunakan kaum sufi untuk melandasi pemikirannya dalam menafsirkan Al-Qur’an khususnya dan melihat dunia umumnya. Pola sistem berpikir mereka adalah berangkat dari yang zahir menuju yang batin. Bagi mereka batin adalah sumber pengetahuan sedangkan zahir teks adalah penyinar. Rujukan yang mereka pakai adalah pernyataan yang selalu dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib, bahwa setiap ayat Alquran memiliki empat makna: zahir, batin, had, dan matla
Pengaruh Mistik dalam Dunia Modern
Pengetahuan mistis itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Di kalangan sufi kegunaannya yaitu dapat menentramkan jiwa mereka, mereka menggunakan pengetahuannya untuk kebaikan. Mistis magis hitam dikatakan hitam karena penggunaannya untuk kejahatan.
Pengaruh Sufistik dalam Dunia Modern
Praktik sufi tidak hanya bisa diasumsikan sebagai ibadah zuhud dan zikir dalam pengertian ritual ansich. Dalam kondisi modern dan era teknologi kini, praktik sufi pun masih relevan dan bahkan sangat diperlukan, dengan catatan bahwa pengertiannya tidak sesempit yang dipahami sementara orang (mengasingkan diri dari komunikasi massa). Tetapi ia harus dijabarkan dalam arti yang kontekstual. Dan kita bisa melihat gejala sosiologis, bahwa di Pesantren Suryalaya Jawa Barat (yang terkenal dengan Pesantren Tareqat), telah dilakukan gerakan kultural yang wujudnya berupa masalah pertanian, koperasi, lingkungan hidup. Bahkan Pesantren tersebut banyak mendapat perhatian para ilmuwan dan juga pemerintah sendiri. Pengobatan non medis bagi cacat jiwa (narkoba dsb.) Dalam kehidupan modern yang serba kompleks ini, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi begitu canggih dan mengelaborasi ke hampir seluruh kawasan dunia.
Komentar
Posting Komentar