Perkenalan Diri ~
Assalamu’alaikum wr.wb.
Halo, semuaa.. ♥️ Ini adalah tulisan ke empat yang saya publish di blog ini setelah sekian lama hiatus hehe.. 😄 Di sini saya akan memperkenalkan diri dan juga sedikit bercerita mengenai pengalaman saya. So.. yap langsung saja, nama saya Bhita Isnaini Wahyu Permata, biasa dipanggil Bita. Lahir di Wonogiri pada 25 Maret 1999, anak ke dua dari tiga bersaudara. Tahu lah ya.. jadi anak kedua itu bagaimana, "selalu nurut sama kakak dan mengalah sama adik" ehe.. Hobi saya menonton film dan lebih banyak membaca, seperti novel ataupun komik. Saya kuliah di IAIN Surakarta dengan menempuh jurusan sastra inggris, masuk pada tahun 2019. Sekarang saya masuk semester ke-4.
Dari sini sudah mulai kelihatan gambarannya ya.. jadi saya mulai kuliah itu diusia 20 tahun. Rata-rata teman angkatan saya itu masuk kuliah usia 17 atau 18 tahun. Mungkin yang seusia saya itu bisa dihitung pakai jari. Sudah jelas kalau saya ini gap year. Jadi saat lulus SMA itu saya tidak langsung melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Setelah saya lulus SMA, saya kerja terlebih dahulu selama kurang lebih 1 tahun 8 bulan. Nah, kenapa saya memilih jurusan sastra inggris?
Sebenarnya awal lulus SMA itu saya ingin sekali mengambil jurusan Ekonomi Manajemen atau Psikolog. Tapi berubah setelah saya mulai bekerja. Di perusahaan tempat saya bekerja itu, saya belum mengerti apa-apa mengenai dunia industri, khususnya industri tekstil. Mungkin bagi beberapa orang bekerja di indusri tekstil itu hal yang sepele. Terlihat pekerjaannya hanya menjahit, checking barang, packing, pengiriman. Padahal kenyataannya tidak semudah itu. Dalam suatu perusahaan, setiap departemennya memerlukan yang namanya Operator, Leader, SPV, Chief, ADM, dan masih banyak lagi. Bahkan untuk staffnya ada yang bagian Export. Import, PPIC, Complain, dsb.
Saya masih fresh graduate kala itu. Tapi alhamdulillahnya saya diberi kepercayaan untuk memegang jabatan ADM dari departemen QC (Quality Control), dan saya menyukai pekerjaan saya. ADM itu tugasnya lebih banyak dibagian laporan, dan banyak sekali istilah-istilah yang menggunakan bahasa Inggris. Saya jadi menyesal dulu di bangku SMA tidak terlalu menyukai pelajaran bahasa Inggris :” Dari situ saya bertekad untuk mau belajar lebih banyak. Sebenarnya kursus juga bisa sih. Bahkan banyak teman saya yang menyarankan kursus saja dari pada harus keluar dari pekerjaan dan melanjutkan kuliah, tetapi kurang mendalami kulturnya, apalagi niat saya bekerja itu untuk menabung dan melanjutkan kuliah. So.. saya harus lanjut! Terlebih lagi, saya termotivasi dari orang-orang sekitar saya yang banyak saya temui dari luar.
Bertemu dengan buyer dari brand besar seperti GAP dan Tommy Hilfiger membuat saya semakin ingin lanjut kuliah saja. Buyer yang biasa berkunjung itu biasanya hanya perwakilan. Tapi berhubungan langsung dengan pusat. Tak jarang ada juga kunjungan dari petinggi-petinggi brand yang datang langsung dari USA/ Europh. Kalau saya tidak bisa berbahasa Inggris, lalu bagaimana saya bisa menjelaskan laporan-laporan yang saya buat. Yah.. jadi selama itu, saya selalu dibantu atasan saya ketika berhadapan dengan buyer. Jadi menurut saya bahasa inggris itu penting dalam dunia kerja. Inilah motivasi saya mengambil jurusan Sastra Inggris. Selain mempelajari bahasanya, jurusan ini juga mengajarkan tentang kultur, aksen dari berbagai negara, dan masih banyak lagi.
Next, berbicara mengenai cita-cita. Setelah saya keluar dari pekerjaan dan mulai kuliah, keinginan saya setelah lulus itu mendapat pekerjaan. Ya begitulah, bukannya saya tidak memiliki semangat lagi, tapi pada kenyataannya tidak mudah mendapatkan pekerjaan jika hanya mengandalkan ijazah. Bersyukurnya saya sudah memiliki pengalaman kerja. Meskipun itu tidak lama, setidaknya dari sana saya belajar lebih realistis lagi dalam hal “cita-cita”. Bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri itu saya rasa sudah sangat cukup bagi saya. Menurut saya kuliah bukan hanya untuk mencari kerja, namun juga untuk memperluas koneksi dan memperbanyak teman. Nah.. kalau kita sudah memiliki pekerjaan tetap, selanjutnya tinggal bagaimana mau berkembang.
Dari uang yang dihasilkan ketika bekerja, bisa digunakan untuk membuka usaha. “Merintis usaha, namun jangan meninggalkan pekerjaan” itu adalah kalimat yang saya tulis dan saya tempel di dinding kamar saya. Buka usaha, tapi masih kerja, memang bisa? Kelihatannya memang seperti omong kosong. Tapi itu yang selalu ada di pikiran saya. Ketika merintis sebuah usaha, apapun itu, kita memerlukan yang namanya asupan dana. Tidak bisa hanya dengan mengandalkan tabungan. Jadi bagi saya, menunggu usaha tersebut hingga berkembang dengan baik dahulu. Lalu jika sudah stabil, bisa kita mulai berfokus pada usaha dan melanjutkan mimpi sendiri. Ketika saya masih bekerja dulu, sering saya mendengar ucapan “kerja kok di pabrik, jadi buruh, penghasilan kecil”. Yah, senyumin ajalah.. toh saya yang menjalani.
Untuk sekarang, selain kuliah, saya juga menjalani usaha kecil. Usaha berbasis digital. Jadi saya membuat dan menjual design foto sekalian jasa cetak. Kebanyakan untuk wedding gift, anniersary,dan masih banyak lagi. Bisa dilihat di instagram @permatashop92 ehe.. Usaha seperti ini lumayan mudah. Bisa dikerjakan ketika waktu luang, dan peminatnya banyak dari kalangan pelajar hingga dewasa. Hasinya lumayan, bisa untuk membeli kuota internet sendiri.
Setelah saya baca ulang, ternyata lebih banyak ceritanya dari pada perkenalannya hehe.. Panjang ya? Jangan bosan membaca, siapa tahu bisa jadi contoh. Ambil baiknya, tinggalkan buruknya yaa.. Btw selain untuk tugas, saya menulis perkenalan ini juga untuk mengisi blog ini. Jadi enjoy aja gitu. Saya rasa cukup untuk perkenalan dan cerita kali ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Bagus, semoga tercapai harapan-harapannya, dan senantiasa istiqomah dalam berkarya...
BalasHapus